Panduan Penggunaan Defibrillator AED

Panduan Penggunaan Defibrillator AED

Penderita henti jantung mendadak harus segera mendapatkan pertolongan agar bisa bertahan hidup. Upaya yang bisa dilakukan oleh orang-orang disekitarnya adalah dengan memberikan bantuan CPR (cardiopulmonary resuscitation) dan penggunaan alat defibrillator AED atau defibrillator eksternal otomatis. 

Alat medis ini berfungsi menganalisis irama jantung serta memberikan kejutan listrik jika dibutuhkan. Pemberian kejutan listrik tersebut bertujuan untuk mengembalikan lagi irama jantung. Defibrillator eksternal otomatis umumnya dilengkapi dengan petunjuk audio dan visual untuk memandu penolong dalam menyelamatkan penderita henti jantung.  

 

Siapa Yang Bisa Menggunakan Defibrillator Eksternal Otomatis? 

Di beberapa negara maju, defibrillator eksternal otomatis dapat dengan mudah ditemukan di tempat publik, seperti bandara, pusat perbelanjaan, sekolah, stadion, dan beberapa area ramai lainnya. Alat ini sebaiknya digunakan oleh petugas medis dan orang yang telah memiliki sertifikat ACLS (Advance Cardiac Life Support).  

Sementara dalam kondisi darurat, defibrillator eksternal otomatis memungkinkan digunakan oleh orang tanpa pelatihan ACLS. Dengan catatan, penggunanya harus mengikuti dengan benar petunjuk internal dan paduan suara yang berasal dari alat ini.  

 

Bagaimana Cara Menggunakan Defibrillator Eksternal Otomatis? 

Sebelum menggunakan alat ini, penolong perlu memastikan bahwa penderita dalam keadaan tidak sadar, kemudian periksa pernapasan serta denyut nadinya. Jika denyut nadi penderita tak teraba dan tidak ada tanda pernapasan, lakukanlah CPR berupa kompresi dada atau pemberian oksigen. Setelah alat defibrilator otomatis tiba, berikut langkah-langkah harus diikuti: 

  • Nyalakan defibrillator AED dan perhatikan dengan benar instruksi suara yang diberikan 

  • Tempelkan lempeng elektroda pada dada pasien sesuai dengan petunjuk gambar yang ada di alat tersebut 

  • Jika pemasangan lempeng elektroda telah dilakukan, hentikan upaya CPR lalu tekan tombol “Analisis”. Selama proses ini berlangsung, hindari kontak fisik dengan penderita untuk meminimalisir kesalahan analisis. 

  • Setelah proses analisis selesai, defibrillator otomatis akan menginformasikan kepada penolong tentang perlu atau tidaknya penderita henti jantung diberikan kejutan listrik.  

  • Apabila memerlukan kejutan listrik, penolong harus segera menjauh dari tubuh penderita.  

  • Selanjutnya tekan tombol “Shock” untuk memberikan kejutan listrik 

  • Lalu, alat AED akan memberikan petunjuk kepada penolong untuk kembali melakukan pemeriksaan tanda pernapasan dan denyut nadi.  

  • Jika masih belum ada tanda pernapasan dan denyut nadi, alat ini akan meminta penolong untuk melanjutkan CPR selama 2 menit dan kembali melakukan analisis denyut jantung. 

  • Kemudian defibrillator eksternal otomatis akan menentukan apakah penderita tersebut membutuhkan kejutan listrik lagi atau tidak.  

  • Apabila kejutan listrik tidak diperlukan namun penderita masih belum sadar, penolong arus terus melakukan CPR sambil menunggu pertolongan medis. 

 

Itulah informasi seputar cara menggunakan defibrillator AED.Dengan mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh alat ini secara tepat, Anda bisa meningkatkan peluang hidup seseorang sebelum bantuan medis datang.