3 Faktor Risiko Henti Jantung Pada Umumnya

3 Faktor Risiko Henti Jantung Pada Umumnya

Henti jantung adalah salah satu penyakit mematikan yang dapat terjadi di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak dan tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini. Artikel ini akan menjelaskan 3 faktor resiko henti jantung pada umumnya. Yuk simak selengkapnya! 

Menurut American Heart Association (AHA), henti jantung terjadi pada sekitar 350.000 orang setiap tahun di Amerika Serikat saja. Faktanya, henti jantung adalah penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia, dengan lebih dari 17,9 juta orang meninggal setiap tahunnya 

Faktor risiko terbesar untuk henti jantung adalah penyakit jantung koroner, yang terjadi ketika pembuluh darah jantung tersumbat atau menyempit sehingga menghambat aliran darah ke jantung. 

Secara garis besar, ada 3 faktor utama yang menyebabkan henti jantung. Berikut penjelasan selengkapnya. 

 

Faktor yang Tidak Dapat Dimodifikasi 

Faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor risiko henti jantung yang tidak dapat diubah atau dimodifikasi,. Contohnya seperti jenis kelamin, usia dan riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung 

  1. Faktor Usia

    Sebagai contoh, semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan ia mengalami henti jantung. Usia merupakan salah satu musuh utama manusia dalam mempertahankan kesehatannya

    Semakin tua usia kita, semakin besar resiko kita terkena berbagai macam penyakit. Namun Anda tidak perlu khawatir, hal tersebut merupakan hal yang bisa dicegah jika Anda menjalani hidup sehat sejak dini
  2. Jenis Kelamin

    Dibandingkan wanita, pria lebih rentan terkena henti jantung mendadak. Hasil penelitian yang dilakukan olehHarvard Medical School, Amerika Serikat terhadap 34.000 penduduk Norwegia tersebut menemukan fakta bahwa risiko penyakit jantung pada pria ternyata dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan wanita

    Ada beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa pria lebih rentang terkena henti jantung mendadak, salah satunya adalah gaya hidup. Pria cenderung merokok lebih banyak dan minum alkohol dalam jumlah yang lebih besar daripada wanita. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko terkena henti jantung mendadak.

  3. Faktor Keturunan

    Faktor keturunan bisa menjadi salah satu penyebab henti jantung. Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, maka risiko Anda terkena henti jantung juga akan meningkat

    Meskipun faktor ini tidak dapat diubah, kita masih dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah henti jantung dengan memperhatikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi 


Faktor
Risiko yang Dapat Dimodifikasi
 

Faktor yang dapat dimodifikasi adalah faktor risiko henti jantung yang dapat kita ubah atau modifikasi. Faktor ini merupakan faktor risiko yang bisa kita kontrol untuk menjaga kesehatan jantung kita dan mencegah henti jantung mendadak. 

Contohnya seperti merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Dengan mengubah gaya hidup, kita bisa meminimalisir risiko terkena henti jantung. 

Misalnya, kita dapat mulai menjalani pola makan yang lebih sehat, berhenti merokok, melakukan olahraga secara teratur, dan mengelola kondisi medis yang mendasari dengan pengobatan 

Jangan lupa bahwa Anda harus mengetahui batasan dan kemampuan diri saat melakukan olahraga. Hal ini penting karena olahraga terlalu berat juga dapat meningkatkan faktor risiko serangan jantung. 

 

Faktor Risiko henti Jantung Lainnya 

Selain faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi, ada beberapa faktor dan kondisi lainnya yang dapat menjadi penyebab henti jantung, seperti: 

  1. Kardiomiopati

    Kardiomiopati adalah suatu kondisi di mana otot jantung mengalami gangguan struktural dan/atau fungsional sehingga mempengaruhi kemampuan jantung dalam memompa darah

    Faktor
    yang menyebabkan terjadinya kardiomiopati adalah faktor keturunan, infeksi, penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit lain seperti diabetes atau hipertensi.

    Kardiomiopati dapat meningkatkan risiko henti jantung karena kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan pada otot jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh

    Jika jantung tidak mampu memompa darah dengan baik, maka organ-organ vital seperti otak dan paru-paru tidak akan mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Hal tersebut pada akhirnya dapat menjadi penyebab henti jantung.

  2. Congenital Heart Disease (Penyakit Jantung Bawaan)

    Congenital heart disease (CHD) adalah kelainan struktural jantung yang terjadi sejak lahir. Kelainan ini dapat meliputi berbagai jenis masalah, seperti cacat pada pembuluh darah, katup jantung, atau dinding jantung yang tidak berkembang dengan baik

    Kelainan ini dapat menyebabkan gangguan pada aliran darah dan memengaruhi kemampuan jantung dalam memompa darah.

    CHD dapat meningkatkan risiko terjadinya henti jantung mendadak karena beberapa jenis kelainan jantung yang termasuk ke dalam CHD dapat menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung

    Aritmia adalah kondisi di mana jantung tidak berdetak secara teratur, sehingga aliran darah menjadi tidak teratur dan dapat menyebabkan kegagalan jantung 

 

Nah, sekarang Anda sudah tahukan apa saja faktor risiko henti jantung secara garis besar? Sekarang adalah saatnya Anda untuk menjaga gaya hidup dan menjaga kesehatan jantung agar dapat mencegah henti jantung mendadak.